Pada postingan kali ini, saya
dan teman-teman ditugaskan oleh dosen kami untuk menceritakan pengalaman kami terkait
dengan Andragogi dan Pedagogi selama proses belajar-mengajar pada
saat mata kuliah psikologi pendidikan berlangsung.
Nah
sebelum saya menceritakan pengalaman saya, izinkan saya terlebih dahulu untuk
menjelaskan apa yang dimaksud dengan Andragogi
dan Pedagogi.
·
Andragogi
adalah
proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman
belajar. Sedangkan,
·
Pedagogi
adalah
ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Istilah ini merujuk pada strategi
pembelajaran atau gaya pembelajaran.
Pada proses belajar hari ini,
kami melakukannya dengan teknik bermain sambil belajar. Dimana masing-masing kami
diberi sebuah kertas yang berisikan clue tentang asumsi/indikator dari
andragogi dan pedagogi itu sendiri. Kemudian
kami diberi kesempatan untuk menyocokkan kertas yang kami punya dengan
teman-temna yang lain agar menghasilkan suatu pemahaman tentang Andragogi dan Pedagogi itu sendiri.
Pada
kertas-kertas tersebut, terdapat 11 indikator tentang andragogi dan pedagogi
tersebut, yaitu :
indikator
|
Asumsi
Andragogi
|
Asumsi
Pedagogi
|
Perspekif waktu
|
Kecepatan aplikasi
|
Aplikasi ditunda
|
Kesiapan
|
Tugas perkembangan,
peran sosial
|
Tugas perkembangan,
tekanan sosial
|
Iklim belajar
|
Mutualisasi/pemberian
pertolongan, rasa hormat, kolaborasi & informal
|
Berorientasi otoritas, resmi dan
kompetitif
|
Orientasi untuk
belajar
|
Berpusat pada masalah
|
Berpusat pada
substansi mata pelajaran
|
Perumusan tujuan
|
Reksa negosiasi
|
Oleh guru
|
Evaluasi
|
Reksa diagnosis,
kebutuhan
|
Oleh guru
|
Perencanaan
|
Fleksa (mutual)
diagnosis diri
|
Oleh guru
|
Pengalaman
|
Belajar merupakan
sumber daya yang kaya untuk belajar
|
Berharga kecil
|
Desain
|
Diurutkan dalam hal
kesiapan unit masalah
|
Logika materi
pelajaran, unit konten
|
Kegiatan
|
Teknik pengalaman
|
Teknik pelayanan
|
Konsep diri
|
Peningkatan arah diri
atau kemandirian
|
Ketergantungan
|
Nah
dalam hal tersebut, seperti indikator kegiatan bisa dilihat bahwa yang kami
lakukan adalah andragogi. Mengapa? Karena kami menyocokkan kata-kata tersebut
sesuai pengetahuan/pemahaman kami tentang topik tersebut yang sudah kami
pelajari sebelumnya kemudian ibu dosen ingin membantu kami untuk meningkatkan
daya ingat kami dengan cara membuat permainan seperti itu. Orientasi untuk
belajar yang kami lakukan juga berpusat pada masalah. Dimana kami diharapkan
dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan tepat dan cepat. Kami juga
dituntut harus aktif untuk dapat memecahkan masalah, berpikir sendiri, bukan seperti
siswa SD atau SMP dengan indikator pedagogi dimana diberi arahan terlebih
dahulu baru mereka mengetahui apa saja yang harus dilakukan. Pada pemahaman
andragogi, peserta dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide-ide dan contoh.
Jadi maksudnya adalah, siswa dapat memaparkan gagasan/pikiran yang dia miliki
dalam pengaplikasian terhadap teori-teori yang telah dia ketahui. Hal tersebut
juga kami praktekkan tadi pada saat kamitelah selesai menyocokkan kertas-kertas
kami. Beberapa siswa diberi kesempatan oleh ibu dosen untuk menjelaskan
asumsi-asumsi tentang andragogi dan pedagogi dan diminta untuk memberi contoh
langsung yang nyata yang terdapat pada dirinya sendiri. Dan pada indikator
iklim belajar, pada kolom asumsi andragogi dinyatakan bahwa
mutualisasi/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi & informal. Ini maksudnya
adalah kita peserta didik dapat menolong temen kita ketika menghadapi masalah
dalam pembelajaran. Kita dapat saling membantu dengan cara menjelaskan kembali,
karena dengan kita menjelaskan kembali juga kita dapat mengasah dan
meningkatkan pemahaman kita tentang pengetahuan tersebut sehingga menjadi
semakin kita ingat. Berbeda dengan indikator pada asumsi pedagogi yang
menyatakan bahwa berorientasi otoritas, resmi & kompetitif. Karena anak SD
& SMP dianggap masih terlalu labil dan belum bisa mengambil keputusan
sendiri tanpa bimbingan dan bantuan seorqang pembimbing. Sehingga dikatakan
bahwa diorientasikan otoritas, karena dengan cara tersebut diharapkan bahwa
anak menjadi terarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar