Haiii! Postingan kali ini saya akan membahas tentang
teori Vygotsky untuk pendidikan anak. kenapa saya memilih Beliau sebagai topik
pembahasan saya? ya karna emang udah ketentuan kelompok kami ajasih hehe..
jadi tugas ini merupakan tugas kuliah saya dalam mata
kuliah Psikologi Pendidikan dan saya tergabung dalam kelompok 13, dimana
anggotanya ada :
- dessy awalia (13.020) - bronfenbrenner
- safira salsabilah (13.040) - bronfenbrenner
- mutia (13.070) - vygotsky
- dessy natalia (13.130) - vygotsky
- dwi clara gladista (13.116) - vygotsky
cukup dulu perkenalannya yaaa. sekarang kita langsung masuk ke topik pembahasan aja yukk :D sebelumnya udah pada tau ga siapa Vygotsky itu?
Nah
Vygotsky yang mempunyai nama kepanjangan Lev Vygotsky ini adalah seorang
psikolog asal Rusia yang lahir pada tanggal 17 November 1896 dan meninggal pada
tanggal 11 Juni 1934. Ia dikenal atas kontribusinya dalam teori perkembangan
anak. Salah satu hasil kerjanya yang dikenal di bidang psikologianak adalah
merumuskan konsep “Zone of Proximal Development” atau disingkat sebagai ZPD.
Konsep
ZPD ini menerangkan bahwa dalam proses pembelajaran seorang anak ada sebuah
area dimana anak tersebut harus diberikan bantuan eksternal untuk dapat belajar
hal yang baru, sedangkan ada area lain dimana anak tersebut dapat belajar
mandiri tanpa bantuan.
Asumsi Vygotsky. Ada
tiga klaim dalam inti pandangan vygotsky : (1) keahlian kognitif anak dapat
dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan secara developmental
(memahami fungsi kognitif anak dengan memeriksa asal usulnya dan
transformasinya dari bentuk awal ke bentuk selanjutnya) ; (2) kemampuan
kognitif dimediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus, yang berfungsi
sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas mental;
dan (3) kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh
latarbelakang sosiokultural.
Terus apasih yang
dimaksud dengan ZPD itu sendiri???
Zone of proximal
development (ZPD) adalah istilah Vygotsky untuk
serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapi
dapat dipelajari dengan bantuan dari orang dewasa atau anak yang lebih mampu.
Jadi, batas bawah dari ZPD adalah tingkat problem yang dapat dipecahkan oleh
anak seorang diri.batas atasnya adalah tingkat tanggung jawab atau tugas tambahan
yang dapat diterima anak dengan bantuan dari instruktur yang mampu. Penekanan
Vygotsky pada ZPD menegaskan keyakinannya akan arti penting pengaruh sosial,
terutama pengaruh instruksi atau pengajaran, terhadap perkembangan kognitif
anak.
Misalnya, saya ingin mengajari sepupu saya yang
berumur 3 tahun untuk mengenal angka dua. Berkenaan
dengan ‘dua’, kita bisa mengajari paling tidak dua hal, bentuk angka dan jumlah
atau angka dua sebagai kuantitas. Selain itu, anak juga bisa belajar ‘dua’
berkenaan dengan keterampilan, misalnya menuliskannya. Sekarang, kita akan
menggunakan pengenalan angka dua sebagai contohnya. Perhatikan gambar berikut.
Scaffolding. Erat
kaitannya dengan gagasan zone of proximal development adalah scaffolding, sebuah teknik untuk
mengubah level dukungan. Ketika tugas yang akan dipelajari si murid adalah
tugas yang baru, maka orang yang lebih ahli(guruatau murid yang lebih mampu)
dapat menggunakan teknik instruksi langsung. Saat kemampuan meningkat, maka
semakin sedikit bimbingan yang diberikan.
Dengan menggunakan contoh mengenali
angka dua di atas, saya ingin melihat kemampuan adik sepupu saya dengan cara
menyuruhnya menunjuk angka 2 pada sebuah gambar yang berisi sekumpulan angka.
Bahasa dan Pemikiran. Vygotsky
percaya bahwa anak-anak menggunakan bahasa bukan hanya untuk
komunikasisosial,tetapi juga untuk merencanakan, memonitor perilaku mereka
dengan caranya sendiri (disebut juga “pembicaraan batin”atau “pembicaraan
privat”). Dimana menurut Vygotsky, private speech adalah alat penting bagi
pemikiran selama masa kanak-kanak.
Sekian dulu postingan kali ini. Silahkan dipraktekkan langsung kepada adik atau yang sudah punya anak hihi ;D